Sikapi Kasus Deiyai, Ketua STIH Manokwari : Jika Membaca Melalui Medsos Tentang Kronologi Kasus Deyai Sangat di Sayangkan

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Filep Wanafma, SH.M.Hum. (Sumber fhoto : Akun Fb Westpap Wanafma/PN)

Manokwari, PitooNews.com - Terus mengalir derasnya dukungan kasus Deiyai berdarah pada 1 Agustus 2017 lalu, di Oneibo, Distrik Tigi Barat, Deiyai Papua oleh aparat Indonesia telah menewaskan 1 orang mati (Yulianus Pigai) kena peluru besi dan lainnya masih kritis itu.

Menyikapi hal itu, melalui akun Facebooknya  Ketua STIH Manokwari,Filep Wanafma,S.H.,M.Hum , (Fb : Westpa Wanafma), ikut bersedih karena dirinya menilai aparat Indonesia tak menjunjung tinggi akan nilai kemanusiaan.

''Jika membaca melalui Medsos tentang kronologi kasus Deyai sangat di sayangkan. Nilai-nilai kemanusiaan sudah hilang yang menjadi pertanyaan saya adalah pertama, Kenapa masyarakat minta tolong menggunakan kendaraan proyek antar ke Rumah Sakit tidak dilakukan oleh kontraktor?, kedua, Kenapa terjadi penembakan kepada rakyat pada hal akar persoalan sudah jelas bahwa kontraktorlah yang tidak mau membantu menolong akhirnya korban meninggal ''.

Tertulis demikian pada akun Facebooknya Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH ) Manokwari, Filep Wanafma, SH.M.Hum, Senin, ( 07/08 ) pagi.

Dalam tulisannya itu dirinya menilai cara pendekatan aparat Indonesia sulitnya meyakinkan Orang Asli Papua serius dalam mengusut tuntas persoalan di Papua.

''Menurut pendapat saya bahwa metode pendekatan penyelesaian masalah di Papua yg di terapkan oleh TNI maupun POLRI berdampak pada rumitnya meyakinkan OAP bahwa Negara serius menyelesaikan masalah2 di Tanah Papua''. demikian tulisan asli yang diambil media ini.


Filep menuliskan juga, Katanya " Polisi itu Pelayan masyarakat, tapi kenyataannya menurut saya slogan " Pelayan Masyarakat " di ubah saja .......

Ini versi aslinya.

Ini versi aslinya

Ini fhoto komentar yang diberikan semenjak berita ini di ekspos.

Petrus Yatipai/PN