Foto Doc. Antonius Y. Muyapa |
OPINI, (PitooNews)--Kita mempunyai komitmen diri untuk mau belajar sesuatu hal. Ada beberapa tekanan yang kita menghadapi dalam hal ini diantaranya adalah ketidakpenyeraan dengan kesalahan, karena semua bermula dari kesalahan.
Jangan ingat-ingat dengan kesalahannya, karena kesalahan itu
guru dan pelajaran yang terbaik bagi kami pengampu atau pengguna hal tersebut,
agar bisa menjadi bahan pertimbangan dan bahan koreksian selanjutnya.
Kesalahan adalah langkah awal motivasi demi perbaikan.
Kesalahan juga merupakan sebuah pintu yang dapat diusahakan melalui berbagai sumber
referensi pengetahuan untuk menemukan kebenarannya.
Semua kesalahan yang dibuat itu sekali-kali jangan pernah kecewa, namun dianjurkan agar menjadi
pedoman suatu motivasi untuk belajar lebih
aktif dan giat lagi selanjutkan. Jika mengundurkan diri dari semuanya itu, maka kemungkinan besar akan
mengalami hambatan dan ketinggalan, sehingga kita bisa lebih kalah
dari arus globalisasi dan jaman
modernisasi.
Jika,
kita berlakukan koreksian dalam aksi demi aksi, maka kita yakin dan percaya,
bahwa kita menjadi orang-orang yang mampu, berpotensi, berkualitas dan IQ/watak yang siap dipakai. Orang-orang bijak
bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan, tapi lebih banyak memperbaiki,
sehingga mereka menjadi orang-orang hebat dalam dunia globalisasinya.
Kita harus
berlaku berani, agar mampu mengukur kemampuan dan pemahaman secara efektif dalam
rangka mendalami variasi pengalaman
hidup dan kesan-kesannya sebagai pedoman yang nantinya dapat memperbaiki
atau proses pembenaran akhir.
Penulis adalah seorang mahasiswa Papua yang kuliah di UNIPA Manokwari-Papua Barat.
Editor: Fransiskus Yogi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar