Opini, (PitooNews) --- Jangan pernah ragu dan
menghitung-hitung tentang berapa besar pengorbanan yang telah saya keluarkan
demi menyelamatkan orang lain. Pengorbanan kita berupa, materi, tenaga, dan
waktu terhadap orang lain entah itu kepada,Orang Tua (Ortu) ,Orang-orang tetangga
rumah kita, bahkan pengorbanan kita kepada mereka yang berbeda latar belakang, Ras,Agama,Suku,
dan Budaya pun perlu kita saling menolong dan menyelamatkan dari
bencana-bencana yang dihadapinya. Biar orang-orang itu diselamatkan dari ruang
penderitaan yang dihadapinya itu.
Kita cukup berpikir optimis saja, atas pengorbanannya, ,kasih sayang, dan
pertolongan kepada mereka yang telah kita bangkitkan dari
penderitaan-penderitaan itu. Dipandang saja bahwa, pengorbanan bukanlah
kerugian, namun awal dibukanya pintu masuk, sejumlah berkat yang melimpah.
Dikesempatan ini penulis
mengusut, Kisah perjalanan Perderitaan Tuha Yesus Kristus yang pernah wafat di
Kayu Salib dan dibangkitkan pada hari yang ke-3 (tiga) itu, hanya karena kita
Umatnya yang telah berada dan jatuh kedalam Dosa untuk diangkat dan
dibangkitkan dengan sasarannya, supaya selamat dari perbudakan dan belengggu-belenggu
dosa. Yesus Kristus hanya seorang diri yang wafat dikayu salib dan kemudian
dibangkaitkannya, demi menyelamatkan, sejuta-juta jiwa Umat di Dunia. Itulah berkat istimewa yang telah diperjuangkan oleh sang aktivis
sejati Putera Allah yang juga adalah Raja kita Umat Manusia untuk kita hidup.
Seharusnya, Kita menolong orang lain tanpa
pamrih, imban atau balas budi yang mutlak diharapkan. Tuhan itu, Maha
Adil.tidak pernah memihak dan tidak pernah juga menutup mata. Ia selalu melihat
dan memantau, ke setiap langkah demi langkah dimana kita menelusuri. Serta
itulah cara dia hadir dalam diri kita, untuk saling menyelamatkan dan
membebaskan orang lain dari tengah-tengah persoalan melalui tindahkan kita,
uluran tangan sampai ketempat akar masalah yang ditimpahnginya itu.
Pada prinsipnya, manusia adalah makluk social
yang diciptakan untuk,saling melayani dan menyelamatkan satu dengan yang lain
agar hidup tenteram dan damai.
Pengorbanan kita kepada orang lain bukan menjadi barometer,
bukan juga jaminan, bukan juga dengan istilah utang-piutang, melainkan itulah amal
kasih dan rasa empati serta simpati kita untuk saling melihat dan membebaskan satu
sama lain,dari ragam pertikaian , dan penderitaan.
Sumber : Kabar Mapegaa
Sumber : Kabar Mapegaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar